Minggu, 06 Desember 2009

KEGIATAN POLMAS DALAM TUGAS FUNGSI BRIMOB

1.Maksud dan Tujuan Polmas oleh Sat Brimob Polda Sumbar.

Sat Brimob Polda Sumbar dalam Perpolisian masyarakat melalui pendekatan proaktip berbagai macam kegiatan Sat Brimob Polda Sumbar untuk mengkondisikan masyarakat guna menumbuhkan peran serta masyarakat agar membantu tugas-tugas Kepolisian sampai pada pemecahaan masalah-masalah sosial.

Masalah sosial menjadi target Perpolisian masyarakat oleh Satuan Tugas Fungsi Brimob adalah masalah sosial yang apabila dibiarkan akan berkembang menjadi Gangguan Kamtibmas, khususnya masalah sosial yang berpotensi menjadi tantangan tugas Fungsi Brimob, seperti kerusuhan massa, terorisme, kejahatan terorganisir bersenjata api dan bahan peledak, separatisme dan kondisi yang mengharuskan Tim SAR Brimob turun ke lapangan dalam rangka bantuan Kemanusiaan.

2.Sarana dan Prasarana Kesatuan untuk mendukung kegiatan Polmas dalam masyarakat

Sat Brimob Polda Sumbar dalam menumbuhkan rasa simpati masyarakat melakukan pembenahan kedalam yaitu suatu upaya untuk menumbuhkan rasa percaya masyarakat kepada Satuan Tugas Fungsi Brimob. Upaya tersebut adalah pembenahan kedalam yang meliputi pada :

a.Penampilan Kesatuan.

Penampilan Kesatuan adalah stigma yang terbentuk pada masyarakat tentang gambaran Satuan Brimob yang tercermin dari Penampilan Insan Anggota Brimob yang terlepas dari Gaya ala Militer namun tetap memperhatikan Prilaku dan etika dalm masyarakat.

b.Konsisten dan serius pada tugas.

Konsisten pada tugas adalah sikap anggota Brimob pada saat melaksanakan tugas betul-betul menunjukan sikap serius, pada saat kegiatan baris-berbaris betul-betul melakukan setiap gerakan dengan baik, apabila sedang upacara betul-betul serius dan khidmat, sehingga masyarakat menilai bahwa Satuan Brimob adalah satuan yang patut dihargai dan disegani. Keseriusan anggota pada setiap kegiatan melaksanakan tugas, berdampak

pada penilaian masyarakat terhadap nama baik kesatuan, misalnya apabila pasukan upacara dari Satuan Brimob tertib, rapih dan barisannya baik, maka masyarakat akan lebih menghargai satuan kita, apabila anggota Brimob melakukan pengamanan dengan serius dan tertib maka akan mendapatkan simpati dari masyarakat.

c.Penampilan Operasional.

Penampilan Operasional adalah kesiapan kesatuan Brimob dalam memberikan bantuan kepada satuan wilayah atau masyarakat dengan kemampuan kesatuan atau perorangan, kelengkapan peralatan, cepat mendatangi lokasi yang harus didatangi, tuntas pada pelaksanaan tugas
dan tidak merugikan masyarakat. Pada dasarnya penampilan kesatuan adalah pelayanan Kesatuan Brimob untuk membantu masyarakat yang memerlukan kehadiran Kesatuan Brimob, yang perlu diperhatikan pada Penampilan operasional adalah :

1).Pasukan terlatih dan terkodinir.

Selain kemampuan perorangan anggota Brimob yang menguasai keterampilan bidang tugasnya, juga kemampuan ikatan regu, peleton, kompi dan Kesatuan Brimob apabila melaksanakan tugas dalam ikatan tersebut, masing-masing anggota mengerti akan tugas dan peran masing-masing, sehingga akan terlihat betul bahwa pasukan Brimob adalah pasukan yang terlatih dengan prosedur-prosedur petunjuk cara bertindak di lapangan, sehingga Satuan Brimob dalam pelaksanaan tugasnya diterima oleh masyarakat dan tidak menimbulkan kobran masyarakat yang tidak seharusnya akibat anggota Brimob tidak profesional.

Kesiapan operasional harus ditunjang dengan berlatih terus, mengikuti trend teknologi dan perkembangan ancaman Gangguan Kamtibmas, khususnya kejahatan yang menggunakan teknologi, karena pada hakekatnya petugas keamanan harus memiliki kemampuan diatas Ancaman Gangguan Kamtibmas.

2).Cepat tanggap mendatangi lokasi

Cepat mendatangi lokasi yang dimaksud adalah apabila ada permintaan kehadiran satuan brimob di suatu lokasi, masyarakat yang membutuhkan tidak lama menunggu, karena apabila satuan wilayah atau masyarakat minta datang satuan brimob, biasanya situasi di lapangan sudah tidak terkendali oleh aparat kemanan yang ada di lokasi tersebut.Dengan kehadiran satuan Brimob yang cepat mendatangi lokasi maka akan cepat memberikan rasa aman, akan memberikan harapan pada masyarakat yang minta bantuan, akan menumbuhkan rasa percaya pada masyarakat.

3).Siap peralatan dan kelengkapan.

Kehadiran satuan brimob di tengah-tengah masyarakat haruslah didukung dengan peralatan yang memadai, karena dengan peralatan yang lengkap akan memberikan rasa yakin pada masyarakat bahwa satuan brimob serius pada pelaksanaan tugasnya. Peralatan yang dimiliki haruslah betul-betul dikuasai tentang penggunaannya, perawatannya dan penyimpanannya.

4).Tidak melanggar HAM dan merugikan masyarakat.

Anggota brimob yang bertugas melakukan penindakan pada pelaku kerusuhan, pelaku penjarahan, pelaku teroris, pelaku kejahatan atau pelaku kelompok bersenjata tidaklah brutal membabibuta sehingga menimbulkan korban dari pihak masyarakat yang tidak perlu, hal ini sangatlah meyakiti hati masyarakat. Yang harus dilakukan oleh anggota brimob pada waktu melakukan penindakan adalah dengan melakukan tindakan sesuai prosedur, keras terukur, bisa dipertanggungjawabkan secara hukum apabila melakukan overmacht atau diskresi.

Anggota brimob setiap melaksanakan tugas tidak boleh merugikan harta benda milik masyrakat apabila terjadi kerusakan akibat pelaksanaan tugasnya maka anggota tersebut haruslah minta maaf dan harus memberikan kompensasi sebagai tanggungjawabnya, bahwa anggota brimob tidak bisa seenaknya merugikan masyarakat.

3.Kemitraan Polmas.

Mitra Sat Brimob Polda Sumbar pada perpolisian masyarakat adalah seluruh masyarakat, namuan karena keterbatasan kesatuan, maka harus menentukan Mitra utama yaitu masyarakat secara prioritas dipilih untuk menjadi Mitra tugas pada pelaksanaan perpolisian masyarakat dengan skala Prioritas berdasarkan Karakteristik tertentu . di suatu area yang di dalamnya terdapat suatu komunitas (community) masyarakat yang memerlukan kehadiran anggota brimob sebagai mitra dalam perpolisian masyarakat dengan tolok ukur tertentu. Standar tolak ukur adalah Kerawanan yang ada pada masyarakat yang apabila dibiarkan akan menjadi tantangan tugas Satuan Brimob.

Tolak ukur adalah Indikator atau Gejala-gejala yang timbul pada masyarakat yang menunjukan adanya ketidakseimbangan sosial. Kondisi ketidak seimbangan sosial ini akan berkembang menjadi Konflik tertutup atau rasa antipati antara satu atau kedua belah pihak. Kondisi konflik tertutup ini adalah kondisi yang rawan tinggal menunggu Saat tertentu (moment triger) untuk menjadi Konflik terbuka.

Adapun masyarakat yang menjadi mitra pada prioritas pelaksanaan Perpolisian Masyarakat oleh Sat Brimob Polda Sumbar adalah :
a.Kondisi sosial Masyarakat

Kelompok masyarakat yang menjadi Mitra Perpolisian masyarakat oleh Satuan Brimob adalah masyarakat yang memiliki masalah sosial dan aktivitas pada kondisi aman yang apabila dibiarkan akan menjadi tantangan tugas Brimob.

b.Kawasan atau daerah

Kawasan atau daerah yang menjadi tempat penerapan perpolisian masyarakat adalah seluruh wilayah hukum Polda Sumbar secara selektip dipilih adalah daerah-daerah yang sulit dijangkau atau daerah yang tingkat kerawanan gangguan Kamtibmasnya tinggi, adapun prioritas adalah Kawasan yang akan diterapkan pada tahap awal.

c.Tokoh yang berpengaruh pada Kelompoknya.

Masyarakat berpengaruh adalah Seseorang yang bisa mempengaruhi kelompoknya untuk ikut melaksanakan Perpolisian masyarakat. Orang tersebut bisa diajak kersama sebagai mitra untuk menjadi pelopor dan penggerak untuk mengajak masyarakat lainnya berperan serta dalam kegiatan perpolisian masyarakat.

d.Permasalahan yang menjadi potensi konflik dan menjadi skala prioritas utama, seperti :
1). Sengketa masalah Kepemilikian tanah
2). Perebutan Lahan tambang
3). Perebutan Sarang burung walet
4). Perkelahian antar kampung. .
5). Konflik etnis antar suku Minang, Jawa dan Batak.
6). Konflik Agama.
7). Daerah rawan Konflik Vertikal (antar Pemerintah dengan masyarakat

0 komentar: